Back

TIPS DAN TRIK MEMBUAT KERANGKA KONSEP PENELITIAN UNTUK SKRIPSI

Forum Akademik – Terbentuknya kerangka konsep diawali dari penentuan topik penelitian. Setelah peneliti memperoleh topik penelitian maka langkah selanjutnya adalah mencari landasan teori atau konsep-konsep yang melatarbelakanginya.

Teori-teori tersebut jika digabungkan dan diringkas dalam satu bagan akan menghasilkan kerangka teori. Dari kerangka konsep penelitian inilah peneliti menentukan jenis variabel yang akan diteliti. Konsep-konsep atau variabel-variabel yang ada tersebut, kemudian ditentukan hubungannya dalam sebuah kerangka yang disebut kerangka konsep dan agar dapat dioperasionalisasikan dalam sebuah penelitian.

Khususnya pada penelitian kuantitatif, variabel tersebut didefinisikan dalam sebuah bagan/tabel yang disebut definisi operasional. Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep, peneliti menentukan hipotesis penelitian. Skema pembuatan tersebut digambarkan pada ilustrasi berikut ini.

Gambar Skema Pembuatan Konsep Penelitian Sumber : Sugiyono, 2011

 

Bentuk kerangka konsep pada berbagai penelitian bermacam-macam tergantung selera peneliti. Beberapa peneliti menggunakan deskriptif naratif untuk menggambarkan hubungan antar variabel. Sementara itu, peneliti lain menggunakan bagan atau gambar dengan berbagai notasi, seperti arah panah, garis, kotak-kotak, garis putus dan sebagainya.

 Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan. Kerangka konsep penelitian adalah fondasi utama ketika sepenuhnya aktivitas penelitian itu ditujukan. Hal ini merupakan jaringan hubungan antarvariabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui wawancara, observasi dan survei literatur.

Hubungan antar survei literatur dan kerangka konsep adalah survei literatur yang meletakkan fondasi yang kuat untuk membangun kerangka konsep penelitian tersebut. Ada lima hal yang harus dipenuhi dalam membangun kerangka konsep dalam suatu penelitian, antara lain:

  1. Variabel yang ada harus relevan yang dapat dijelaskan dan disebutkan dalam diskusi ilmiah
  2. Dalam kegiatan diskusi ilmiah dapat mewujudkan bagaimana dua atau lebih variabel itu berhubungan satu sama lain
  3. Jika jenis dan arah hubungan tadi dapat diterima secara teori berdasarkan atas penelitian sebelumnya, harus ada indikasi pada diskusi ilmiah apakah hubungan tadi bersifat dan arah yang positif atau negative
  4. Terdapat penjelasan secara jelas terkait sebuah pengharapan dan alasan mengapa hubungan variabel tersebut terus bertahan
  5. Skema diagram yang menjelaskan kerangka konsep penelitian harus dapat diperlihatkan sehingga pembaca dapat melihat dengan mudah dan memahami bagaimana hubungan antar variabel secara teoritis

Dari Mana Kerangka Konseptual Diperoleh?

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, secara sederhana kerangka konseptual adalah hubungan antara satu konsep terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti dalam suatu penelitian. Kerangka konseptual penelitian fungsinya adalah untuk menghubungkan atau memberi penjelasan secara lugas dan gamblang tentang suatu topik yang akan dibahas. Kerangka ini didapatkan dari teori atau konsep ilmu yang digunakan sebagai landasan penelitian, yang termaktub dalam bab tinjauan pustaka. Singkatnya, kerangka ini didapatkan dari ringkasan tinjauan pustaka yang dihubungkan dengan garis-garis penghubung sesuai dengan variabel yang diteliti.

Tinjauan pustaka berisi semua pengetahuan, baik konsep, teori, proposisi, prinsip maupun hukum, yang nantinya dapat membantu dalam penyusunan kerangka konseptual dan definisi operasional penelitian. Temuan penelitian terdahulu akan sangat membantu peneliti dalam membuat kerangka konseptual. Kerangka konseptual diharapkan akan memberi gambaran dan mengarahkan asumsi atau dugaan mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Dengan kerangka konseptual juga, peneliti dapat memiliki petunjuk ketika merumuskan masalah penelitian. Selain itu, juga untuk menentukan pertanyaan-pertanyaan mana yang harus dijawab oleh penelitian, serta prosedur empiris apa yang akan digunakan sebagai instrumen untuk mencari jawaban dari pertanyaan tersebut.

Alur pikir kerangka konseptual diperoleh melalui hasil sintesis dari proses berpikir deduktif (penerapan teori) dan induktif (empiris, fakta yang ada), kemudian diolah dengan kemampuan inovatif dan kreatif, serta diakhiri dengan ide atau konsep baru yang disebut dengan kerangka konseptual. Seperti yang tertera pada bagan di bawah ini,

 

Gambar Bagan Proses Konseptualisasi

 

Konseptualisasi merupakan suatu proses mental di mana seorang peneliti menyusun konsep yang dilandaskan pada pengalaman, berpikir deduktif dan induktif. Kemudian, hasil dari proses konseptualisasi ini disebut sebagai konsep.

Misalnya, konsep sehat. Sehat adalah suatu konsep yang mendefinisikan dan mengungkap observasi tentang gejala-gejala yang mencerminkan keragaman kondisi kesehatan seseorang. Untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang, atau seseorang itu disebut sehat atau tidak, maka digunakan pengukuran konsep sehat, melalui konstruksi tertentu atau variabel-variabel tertentu. Seperti misalnya, denyut nadi, tekanan darah, tingkat hemoglobin dalam darah, kadar gula, kadar kolesterol dan sebagainya. Nah, denyut nadi, tekanan darah dan sebagainya ini merupakan variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur atau mengobservasi tingkat kesehatan seseorang.

Pemilihan kerangka konseptual yang tepat pada sebagian besar penelitian ditentukan berdasarkan beberapa landasan sebagai berikut,

  • Landasan pertama berpikir deduktif. Yang terdiri atas analisis konsep, teori, prinsip dan premis yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Oleh sebab itu, peneliti harus membuat analisis secara kritis dan hati-hati, juga menelaah seluruh kepustakaan yang berhubungan dengan subjek penelitian secara teliti, sebelum memformulasikan hipotesis yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian terkait.
  • Landasan kedua berpikir induktif. Yang terdiri atas analisis penelusuran dari temuan hasil penelitian orang lain yang terdahulu, yang terkait dengan masalah dan tujuan penelitian.
  • Landasan ketiga ialah merumuskan permasalahan, serta penetapan tujuan penelitian yang didasari atas sintesis dari analisis landasan pertama atau kedua, dengan cara berpikir inovatif-kreatif, sintesis pengalaman, teori, fakta tujuan penelitian serta teori berpikir kreatif, yang kemudian disusun menjadi kerangka konseptual penelitian.

Terdapat semacam asas dalam membuat kerangka konseptual atau kerangka pikir. Yang pertama, untuk pendidikan sarjana, hanya perlu atau cukup satu konsep saja, yang telah ada untuk menjadi acuan. Variabel yang membentuk kerangka konseptual disesuaikan dengan tujuan penelitian atau variabel yang relevan dengan permasalahan yang ada. Kesimpulannya adalah, mencoba untuk mencocokkan antara konsep atau teori dengan realita permasalahan yang ada di lapangan.

Sedangkan, untuk pendidikan magister, selain berdasarkan kerangka konseptual yang ada—yang dalam hal ini bisa lebih dari satu, juga diminta untuk menemukan gagasan atau ide yang baru. Paling tidak, terdapat modifikasi variabel yang disesuaikan dengan realita yang ada di lapangan. Tujuan akhir untuk penelitian program magister lebih utama dalam bentuk ide baru atau teknologi penyelesaian masalah.

Terakhir, untuk program doktoral, teori atau konsep yang ada harus dimodifikasi. Artinya, seseorang yang sedang menempuh pendidikan doktor dituntut untuk memiliki ide dan gagasan inovatif dalam mengembangkan konsep. Dalam hal ini, ide inovatif yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi di mana penelitian tersebut diselenggarakan, sehingga menghasilkan suatu pengetahuan baru.

 

Cara Membuat Kerangka Konseptual  

Bagaimana cara membuat kerangka konseptual untuk penelitian kita? Berikut ini kita rangkum beberapa langkah-langkah sederhana untuk membuat kerangka konseptual penelitian.

Tentukan Tema dan Topik Penelitian yang Hendak Dikaji  

Dalam setiap penelitian, tema dan topik adalah kerangka paling dasar yang harus ditentukan terlebih dahulu. Kita bisa menentukannya berdasarkan minat atau spesialisasi yang sesuai dengan bidang atau keilmuan kita. Dalam setiap bidang keilmuan atau program studi dan jurusan di kampus, terdapat banyak sekali cabang tema dan topik kajian yang bisa kita pilih berdasarkan minat atau ketertarikan untuk mendalaminya. Cara paling mudah untuk menentukan tema dan topik penelitian adalah dengan meneropong tema dan topik mana yang paling kita kuasai dan membuat kita tertarik untuk mengetahui dan menelitinya lebih dalam.

Menyusun Kajian Pustaka Sebagai Landasan Penelitian 

Kajian pustaka penting untuk menjadi dasar atau landasan penelitian. Kajian penelitian terdahulu bisa menjadi perbandingan dengan penelitian yang akan dilakukan. Menentukan teori yang akan digunakan untuk menyusun hipotesis dan menguji data penelitian yang akan didapatkan juga harus cermat dilakukan. Begitu pula, penggunaan teori yang sesuai dengan fenomena atau gejala yang hendak diteliti juga sangat penting untuk menyusun kerangka konseptual penelitian secara utuh. Tetap gunakan sumber ilmiah yang kredibel, seperti buku yang diterbitkan tidak lebih dari 10 tahun ke belakang, jurnal ilmiah, tesis, disertasi, artikel ilmiah dan berbagai sumber sekunder lain yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pastikan Kebaruan atau Novelty Penelitian

Salah satu fungsi melakukan kajian atau tinjauan pustaka adalah untuk mengetahui adakah sesuatu yang baru atau disebut juga dengan istilah novelty atau kebaruan dari penelitian yang kita lakukan. Jika penelitian yang kita lakukan telah dilakukan terlebih dahulu oleh orang lain, maka penelitian kita menjadi tidak bermanfaat.

Petakan Konsep-Konsep atau Variabel-Variabel Penelitian dan Definisikan Hubungan Di antaranya

Dalam penelitian yang hendak kita lakukan, tentu kita harus tahu konsep-konsep atau variabel-variabel apa yang hendak kita teliti. Konsep-konsep yang ada perlu kita petakan dan susun sedemikian rupa, serta melihat konsistensi penggunaannya. Begitu pula pada variabel-variabel penelitian yang telah kita ketahui, perlu kita petakan dan definisikan hubungan-hubungan diantaranya. Ini penting untuk menyusun logika berpikir yang akan kita gunakan untuk mencoba menjelaskan masalah atau komponen dari masalah yang akan kita teliti. Tentu, semuanya berdasarkan pada tinjauan pustaka yang terlebih dahulu telah kita lakukan.

Mengembangkan Pernyataan Hubungan

Setelah melakukan seleksi dan memetakan konsep-konsep atau variabel-variabel yang ada dalam penelitian, selanjutnya kita perlu mengembangkan pernyataan hubungan di antara berbagai konsep yang saling terkait, dipengaruhi atau mempengaruhi. Menarasikan pernyataan hubungan antar konsep atau variabel akan memudahkan kita dalam menyusun kerangka konseptual penelitian.

Periksa dan Perbaiki Kembali Rumusan Masalah atau Hipotesis yang Digunakan

Baik penelitian kuantitatif yang memerlukan perumusan hipotesis, maupun penelitian kualitatif yang menggunakan rumusan masalah atau pertanyaan penelitian, kita perlu memeriksa apakah semua sudah sesuai alur logika berpikir penelitian dan berdasarkan tinjauan pustaka yang telah kita lakukan atau belum.

Mengembangkan Konsep dalam Gambar atau dalam Bentuk yang Mudah Dipahami

Kita bisa membuat kerangka konseptual dengan berbagai bentuk, bisa menggunakan bentuk bagan, peta konsep, diagram alir, atau peta pemikiran atau mind map. Pilihlah bentuk yang paling memudahkan dalam memahami kerangka konseptual penelitian kita. Tambahkan juga alur penelitian dan tampilkan variabel atau konsep-konsep yang saling terkait satu sama lain, serta tunjukkan hubungan-hubungan yang mempengaruhi berbagai komponen penelitian kita.

Poin-poin yang harus kita perhatikan dalam mengembangkan konsep yang telah kita susun menjadi gambar atau kerangka konseptual, di antaranya meliputi hal-hal berikut:

  • Sesuaikan dengan pernyataan masalah
  • Berikan penjelasan bagaimana hubungan masalah dengan variabel-variabel lain, yang diduga sebagai penyebab timbulnya masalah. Arah kerangka konseptual harus disesuaikan dengan variabel yang akan diteliti dengan mengembangkan gambar melalui penggunaan simbol-simbol tertentu, seperti garis sambung atau terputus dan tanda panah untuk menunjukkan bagian yang terpengaruh. Contohnya,

 

Gambar Simbol-simbol yang dapat digunakan untuk memperjelas maksud peneliti

 

  • Mengidentifikasi dan menganalisis teori yang digunakan

Jika bingung untuk memulai menyusunnya, kita juga bisa memanfaatkan berbagai website yang menyediakan fitur untuk membuat kerangka konseptual secara online. Terdapat berbagai template yang disediakan di sana, kita bisa memilih salah satu yang paling menarik dan sesuai dengan alur pikir penelitian kita.

Tambahkan Narasi untuk Memperjelas Kerangka Konseptual Penelitian

Meskipun tidak akan ditampilkan dalam dokumen penelitian kita, sebagai back up plan, memiliki kerangka konseptual yang dilengkapi dengan narasi untuk menjelaskan maksud dari setiap bagan atau alurnya akan memudahkan kita ketika menemukan data atau fakta baru yang mempengaruhi variabel, konsep, atau komponen-komponen dalam penelitian kita. Oleh karenanya, tidak ada salahnya kita membuat kerangka konseptual dalam versi yang disertai dengan narasi untuk memperjelas secara mendalam setiap bagan atau alur di dalamnya.

Perbaiki Kerangka Konseptual yang Telah Dibuat Jika Terdapat Perubahan Data Penelitian

Ketika kita telah melakukan penelitian, kita mungkin menemukan data baru yang berbeda dari asumsi atau teori yang telah kita susun sedemikian rupa. Tentu hal ini akan berpengaruh pada hipotesis, bisa jadi data penelitian yang baru membuktikan hipotesis penelitian kita keliru. Begitu pula pada penelitian kualitatif. Setelah terjun ke lapangan dan melakukan observasi atau wawancara dengan informan, bisa saja kita menemukan data-data yang mempengaruhi konsep yang telah disusun sedemikian rupa. Sehingga kita perlu memperbaiki kerangka konseptual yang telah kita susun sedari awal sesuai dengan data yang ada.

 

 

Leave A Reply