Back

Kamu yang Hobi Menulis di Era Digital Bisa Jadi Tidak Tahu Perbedaan antara Copywiter dan Uxwitter? Simak Ulasan Berikut

Forumakademik – Dunia memang terus berubah. Perubahan dari berbagai aspek benar-benar kelihatan dalam kehidupan ini. Khususnya perubahan di dunia Information Technology (IT).

Kita belum memahami salah satu istilah saja di bidang IT, beberapa bulan berikutnya sudah muncul istilah baru. Begitu pun dalam bidang  yang lain.  Salah satunya adalah dunia kepenulisan baik ilmiah maupun jurnalistik.

Masing-masing bidang kepenulisan baik ilmiah maupun jurnalistik kini mengalami perkembangan yang luar biasa menyesuaikan perkembangan dunia digital seperti sekarang.

Ilmu jurnalistik klasik yang diajarkan di kampus misalnya bisa jadi sudah tidak up to date lagi untuk disabndingkan dengan perkembangan digital sekarang.

Belum lagi, istilah-istilah baru terus berdatangan seiring dengan perkembangan dunia teknologi dan digital.

Salah satunya istilah yang sering muncul dalam dunia penulisan di era digital saat ini. Dua istilah yang tidak banyak orang tahu perbedaannya, yakni Copywiter dan Uxwitter. 

Kamu yang ingin menekuni dunia tulis menulis maupun bisnis di dunia maya mutlak harus tahu dua istilah ini. 

Yang jelas harus tahu perbedaannya dulu. Meskipun sama-sama berkaitan dengan kepenulisan namun kedua istilah ini memiliki perbedaan ditinjau dari beberapa aspek.

  1. Fokus 

UX sendiri merupakan kepanjangan dari user experience atau pengalaman pengguna.

User experience adalah pengalaman pengguna saat menggunakan sebuah produk digital.

Seorang UX writer memiliki fokus untuk membantu pengguna merasa nyaman dan dapat mengeksplorasi sebuah aplikasi atau situs dengan mudah.

Tugas lain dari seorang UX writer adalah membantu menyelesaikan kendala yang dialami pengguna saat menggunakan aplikasi. 

Sementara itu, copywriter memiliki fokus yang berbeda dengan UX writer. Tulisan copywriter memiliki tujuan komersial.

Mungkin kamu pernah mendengar istilah CTA atau call to action.

Ini merupakan cara persuasif copywriter untuk mengajak dan mendorong pengguna untuk melakukan suatu tindakan.

Misalnya, mengajak pengguna mendaftarkan akun baru, berlangganan newsletter, atau bahkan membeli suatu produk atau layanan.

  1. Tugas

UX writer memiliki tanggung jawab menyusun seluruh teks yang ditemui pengguna selama menggunakan produk digital tersebut, seperti teks pada menu, pesan error, dan banyak lagi.

Seorang UX writer memiliki tantangan untuk menggunakan diksi yang sederhana sehingga dapat mempermudah pengguna menggunakan aplikasi.

Jika kata-kata yang mereka gunakan sulit dimengerti, maka kemungkinan besar pengguna akan meninggalkan website atau aplikasi tersebut.

UX writer juga bertugas untuk memperhatikan metrics yang berhubungan dengan pemakaian produk, yang mencakup kemudahan, efisiensi, penggunaan aktif perhari, dan kepuasaan pengguna.

Di sisi lain, seorang copywriter memiliki tanggung jawab untuk membuat tulisan yang berhubungan dengan promosi yang umumnya terletak di situs web, e-mail, papan iklan, brosur dan slogan perusahaan.

Copywriter juga bertugas memperhatikan berapa banyak waktu yang dihabiskan pengguna di halaman web dan berapa banyak klik serta konversi yang tercipta.

Selain itu, seorang copywriter juga perlu memahami seluk-beluk SEO. Mereka tidak hanya dituntut pandai bermain kata namun juga menguasai konsep SEO.

  1. Ruang Lingkup

UX writer cenderung memiliki ruang kolaborasi yang lebih luas.

Mereka berkolaborasi bersama tim desainer, sales/marketing, product development, legal, dan lainnya.

Ini dikarenakan mereka tidak hanya memastikan kenyamanan pengguna, tetapi juga membantu menciptakan brand voice, panduan gaya konten, dan dokumen perusahaan yang menjelaskan prinsip dan pedoman penulisan untuk copy dan content produk perusahaan.

Berbeda halnya dengan UX writer, copywriter cenderung mempunyai ruang lingkup kolaborasi yang lebih sempit karena ia hanya berkolaborasi dengan tim desainer, PR dan tim sales/marketing. 

  1. Teknik Penulisan

Teknik penulisan UX writing cenderung lebih singkat dan padat. Ini karena tulisan mereka harus mudah dimengerti (to the point).

Sebaliknya, copywriter menggunakan teknik storytelling.

Dengan teknik ini, copywriter melakukan soft selling atau teknik berjualan halus.

Seorang copywriter dapat mempengaruhi emosi pembaca dan membuat mereka merasa yakin atau percaya terhadap produk tertentu. 

  1. Fase Pengerjaan Proyek

Biasanya, para UX writer terjun dalam proyek di fase awal saat produk sedang berada dalam masa riset atau sebelum produk dipasarkan.

Mereka harus bisa menempatkan diri sebagai pengguna dan menilai suatu layanan produk sebelum dipakai pengguna.

Nah, sementara copywriter bergabung dengan timnya di masa product development atau bahkan sesudah produk  diluncurkan.

Demikian perbedaan yang bisa menjadi bekal buat kamu untuk belajar dunia penulisan di era digital seperti sekarang. 

 

Selamat belajar !

 

 

Penulis : Fandarsari

Editor   : Ahmad

Leave A Reply