Back

Mahasiswa Universitas Brawijaya Sukses Magang di Kantor Staf Presiden Bersaing dengan 69.568 Peserta

Forum Akademik – Seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik bernama Viona Angel Gloryka berkesempatan menyelesaikan magang di kantor Staf Presiden. Viona menceritakan pengalamannya mengikuti program magang yang dijalankan oleh Sekolah Staf Kepresidenan saat website Universitas Brawijaya diluncurkan.

Viona mengaku, prosedur seleksi yang dijalaninya terbilang sulit. Dia harus bersaing dengan 69.568 pelamar lainnya selama dua putaran seleksi, dan hanya 35 yang terpilih untuk mengikuti Sekolah Staf Kepresidenan.

 

Viona Angel Gloryka Sianturi adalah #TemanUB dari prodi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Beberapa waktu lalu, ia berkesempatan menjadi salah satu dari 35 orang muda-mudi yang berhasil lolos Sekolah Staf Presiden, sebuah program magang yang diadakan oleh Kantor Staf Presiden. Tahapan yang dilalui Viona pun tidak mudah. Ia harus bersaing dengan 69.568 peserta dalam dua tahap seleksi, yaitu seleksi berkas dan wawancara sebagai tahap terakhir. Meski durasinya cukup singkat, tapi pengalaman Viona selama di KSP memberikan banyak keuntungan. Source : Instagram Universitas Brawijaya

 

“Ada dua langkah dalam proses pemilihan yang harus dilakukan. Pertama, pilih berkas dengan mengirimkan resume, organisasi, dan prestasi akademik. Peserta juga diharuskan menulis esai pada saat ini tentang masalah di Indonesia. Yang kedua adalah langsung wawancara dengan ahli kantor staf kepresidenan, “Dalam keterangan resmi, Viona memberikan penjelasannya.

Bertemu politisi hingga pejabat

Viona ditugaskan ke dua deputi selama magang di KSP, terutama D 2 dan 5. Viona bertugas menangani hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan manusia di Deputi 2.

“Saya berkesempatan mendengar langsung keluhan para pekerja migran asal Indonesia tentang kurangnya jaminan sosial dan kesehatan mereka selama bekerja. Saya berkesempatan mengkritisi alur pengajuan perlindungan saksi dan korban di Deputi 5 yang fokus pada politik, masalah hukum, dan keamanan, karena menurut saya terlalu biokratis dan tidak efektif,” katanya.

Viona percaya dia mendapat banyak manfaat dari magang, meskipun hanya berlangsung lima hari.

“Tidak diragukan lagi, ketika saya belajar hubungan internasional, saya belajar lebih banyak tentang fenomena internasional dan mendapatkan informasi yang lebih segar dan lebih dalam tentang masalah domestik. Saya juga mendapatkan pengetahuan tentang kepemimpinan. Namun, saya percaya bahwa menambah jaringan adalah yang paling penting. Selain itu, saya telah kesempatan untuk berbicara dengan sejumlah penguasa dan politisi Indonesia, antara lain Pak Moeldoko, Pak Ngabalin, dan Kak Billy Mambrasar,” lanjut Viona.

Viona menilai kesempatan yang didapatnya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan Ketua KSP, pakar, dan peserta lainnya menjadi hasil luar biasa lainnya.

“Tidak diragukan lagi, ketika saya belajar hubungan internasional, saya belajar lebih banyak tentang fenomena internasional dan mendapatkan informasi yang lebih segar dan lebih dalam tentang masalah domestik. Saya juga mendapatkan pengetahuan tentang kepemimpinan. Namun, saya percaya bahwa menambah jaringan adalah yang paling penting. Selain itu, saya telah kesempatan untuk berbicara dengan sejumlah penguasa dan politisi Indonesia, antara lain Pak Moeldoko, Pak Ngabalin, dan Kak Billy Mambrasar,” lanjut Viona.

Viona menilai kesempatan yang didapatnya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan Ketua KSP, pakar, dan peserta lainnya menjadi hasil luar biasa lainnya