Back

Tips Mudah Membuat Kerangka Berfikir Penelitian

Forum Akademik – Hai Temans setia Forum Akademik, kali ini kita akan masuk ke pembahasan seputar #serbaserbimetodepenelitian. Dimana dalam bahasan kali ini kita akan kupas tuntas terkait salah satu bagian dalam proposal penelitian (skripsi/TA maupun Tesis) yang seringkali cukup membingungkan dan kerap mendapat revisi tiada akhir dari dosen pembimbing, yakni Kerangka Berfikir.

Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen.

Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar variabel tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berfikir.

Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabeI atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti (Sapto Haryoko, 1999).

Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam rangka menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka perlu dikemukakan kerangka berfikir.

Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pernikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pernikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi obyek permasalahan. (Suriasumantri, 1986).

Langkah-langkah dalam menyusun kerangka pernikiran yang selanjutnya membuahkan hipotesis ditunjukkan pada gambar berikut ini.

 

Gambar. Proses penyusunan kerangka berfikir untuk merumuskan hipotesis

 

Berdasarkan gambar  tersebut dapat diberi penjelasan sebagai berikut:

1. Menetapkan variabel yang diteliti

Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka berfikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan terlebih dulu variabel penelitiannya. Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama setiap variabel, merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang akan dikemukakan.

2. Membaca Buku dan Hasll Penelitian (HP)

Setelah variabel ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membaca buku-buku dan hasil penelitian yang relevan. Buku-buku yang dibaca dapat berbentuk buku teks, ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah, laporan penelitian, journal ilmiah, Skripsi, Tesis, dan Disertasi.

3. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian (HP)

Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori-teori
yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Seperti telah dikemukakan, deskripsi teori berisi tentang, definisi terhadap masing-masing variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara variabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitian itu.

4. Analisis Kritis terhadap Teori dan Hasil Penelitian

Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan obyek penelitian atau tidak, karena sering terjadi teori-teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian di dalam negeri.

5. Analisis Komparatif Terhadap Teori dan Hasil Penelitian

Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan peneiitian yang lain.
Melalui analisis komparatif ini peneiiti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas.

6. Sintesa kesimpulan

Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat rnelakukan sintesa atau kesirnpulan sernentara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka berfikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

7. Kerangka Berfikir

Setelah sintesa atau kesimpulan sementara dapat dirumuskan maka selanjutnya disusun kerangka berfikir. Kerangka berfikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berfikir yang assosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan. Kerangka berfikir assosiatif dapat menggunakan kalimat: jika begini maka akan begitu; jika komitmen kerja tinggi, maka produktivitas lembaga akan tinggi pula atau jika pengawasan dilakukan dengan baik (positif), maka kebocoran anggaran akan berkurang (negatif).

8. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir tersebut selanjutnya disusun hipotesis. Bila kerangka berfikir berbunyi “jika komitmen kerja tinggi, maka produktivitas
lembaga akan tinggi”, maka hipotesisnya berbunyi “ada hubungan yang positif dan signifikan antara komitmen kerja dengan produktivitas kerja” Bila kerangka berfikir berbunyi “Karena lembaga A menggunakan teknologi tinggi, maka produktivitas kerjanya lebih tinggi bila dibandingkan dengan lembaga B yang teknologi kerjanya rendah,” maka hipotesisnya berbunyi “Terdapat perbedaan produktivitas kerja yang signifikan antara lembaga A dan B, atau produktivitas kerja lembaga A lebih tinggi bila dibandingkan dengan lembaga B”.

 

Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan, adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.

Jadi kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel.

Selanjutnya, Uma Sekaran (1992) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir yang baik, memuat hal-hal sebagai berikut:

  1. Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.
  2. Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan/hubungan antar variabel yang diteliti, dan ada teori yang mendasari.
  3. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar variabel itu positif atau negatif, berbentuk simetris, kausal atau interaktif (timbal balik).
  4. Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram (paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka pikir yang dikemukakan dalam penelitian.

Leave A Reply