Back

Metode Active Learning Model Jigsaw: Inspirasi Metode Pembelajaran untuk Judul Skripsi Mahasiswa Pendidikan  

Forum Akademik – Menjadi mahasiswa semester akhir jurusan Pendidikan seringkali dibuat pusing oleh inspirasi judul skripsi yang akan mereka angkat untuk penelitian mereka. Pasalnya jika fokus penelitian mereka adalah untuk meneliti di lingkup sekolah, maka antara mereka dituntut untuk mencari inspirasi media pembelajaran baru atau metode pembelajaran baru untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada siswa maupun guru di sekolah.

Namun Temans Pejuang Skripsi tidak perlu khawatir, karena salah satu metode yang bisa menjadi pilihan Temans semua untuk inspirasi judul adalah terkait Metode Active Learning Model Jigsaw.

 

APA ITU METODE ACTIVE LEARNING MODEL JIGSAW?

Metode ini sendiri pertama kali dikembangkan dan diuji cobakan oleh Elliot Arronson di University of California. Model ini kemudian diadaptasi oleh Slovin dkk di Universitas John Hopkins. 

Strategi ini pertama kali digunakan di kelas pascasarjana pada tahun 1971 untuk meredakan ketegangan rasial dan permusuhan antar kelompok. Dalam upaya untuk mengalihkan perhatian dari dosen ke mahasiswa dan melibatkan setiap siswa dikelas terlepas dari aspek budaya, tantangan bahasa dan tingkat pengetahuan menyebabkan pengembangan metode Jigsaw ini.

Kata Jigsaw berasal dari bahasa inggris yang berarti gergaji ukir dan ada juga yang menyebutkan dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai suatu tujuan bersama. Model Pembelajaran Jigsaw ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggungjawab siswa secara mandiri dan saling ketergantungan yang positif terhadap teman sekelompoknya.

Trianto (2007), model pembelajaran Jigsaw merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi pada suasana pola diskusi kelas.

Kuntjojo (2010), model pembelajaran Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogeni dan siswa saling bekerjasama, saling ketergantungan positif dan bertanggungjawab secara manidi atas ketuntasan bagian materi pembelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok lain.

Lie (2011), model pembelajaran Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.

Zaini (2011), model pembelajaran Jigsaw sangat menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang menuntut siswa aktif dengan cara siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerjasama dengan siswa lain saling dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4-6 siswa secara heterogen sehingga siswa memiliki tanggungjawab lebih besar daripada guru dalam melaksanakan suatu pembelajaran.

 

TUJUAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

Tujuan model pembelajaran Jigsaw pada hakikatnya memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam menyelesaikan tugas. Saling ketergantungan positif, dimana siswa yang mampu mendampingi atau membantu teman-teman yang mengalami kesulitan. 

Model pembelajaran ini juga memungkinkan siswa akan memiliki persepsi yang sama, mempunyai tanggungjawab individual dan kelompok dalam mempelajari materi yang diberikan saling membagi tugas dan tanggungjawab yang sama besarnya dalam kelompok.

Tugas individu harus dikuasai dan bertanggung jawab juga secara kelompok jika informasi yang diberikan dari ahli belum dipahami oleh kelompok, maka anggora lain bertanggungjawab untuk membantu.

Model pembelajaran Jigsaw ini memberi banyak kesempatan kepada siswa untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Kesempatan mengolah informasi bisa diperoleh ketika siswa berkumpul dengan anggota kelompok lain sebagai kelompok ahli, maka banyak ide yang berbeda dari anggota kelompok lain yang bisa memperkaya informasi bagi siswa. Selain itu, kemampuan komunikasi siswa juga meningkat.

 

UNSUR-UNSUR METODE JIGSAW

Metode pembelajaran kelompok Jigsaw memiliki unsur-unsur yang terkait (Lie, 1993) yaitu:

Saling Ketergantungan (Positive Independence)

Ketergantungan positif ini bukan berarti siswa bergantung secara menyeluruh kepada siswa lain. Jika siswa mengandalkan teman lain tanpa dirinya memberi ataupun menjadi tempat bergantung bagi sesamanya, hal itu tidak bisa dinamakan ketergantungan positif yaitu perasaan saling membutuhkan yang dapat dicapai melalui ketergantungan tujuan, tugas, bahan atau sumber belajar, peran dan hadiah.

Akuntabilitas Individu (Individual Accountability)

Model Jigsaw menuntut adanya akuntabilitas individu yang mengukur penguasaan bahan belajar tiap anggota kelompok dan diberi feedback tentang prestasi belajar anggota-anggotanya sehingga mereka saling mengetahui rekan yang memerlukan bantuan. Berbeda dengan kelompok tradisional, akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering dikerjakan oleh sebagian anggora. Dalam model Jigsaw, peserta didik harus bertanggungjawab terhadap tugas-tugas yang diemban masing-masing anggota.

Tatap Muka (Face to Face Interaction)

Interaksi kooperatif menuntut semua anggota dalam kelompok belajar dapat saling tatap muka sehingga mereka dapat berdialog tidak hanya dengan guru tapi juga bersama dengan teman. Interaksi semacam itu memungkinkan anak-anak menjadi sumber belajar bagi sesamanya. Hal ini diperlukan agar siswa merasa lebih mudah belajar dari sesamanya daripada guru.

Keterampilan Sosial (Social Skill)

Unsur ini menghendaki siswa untuk dibekali berbagai keterampilan sosial yakni kepemimpinan (leadership), membuat keputusan (decision making), membangun kepercayaan (trust building), kemampuan berkomunikasi dan keterampilan manajemen konflik (management conflick skill). Keterampilan sosial lain seperti tenggang rasa, sikap sopan kepada teman, mengkritik ide, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi yang lain, mandiri dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan.

Proses Kelompok (Group Processing)

Proses ini terjadi ketika tiap anggota kelompok mengevaluasi sejauh mana mereka berinteraksi secara efektif untuk mencapai tujuan bersama. Kelompok perlu membahas perilaku anggota yang kooperatif dan tidak kooperatif serta membuat keputusan perilaku mana yang harus diubah atau dipertahankan.

 

Jadi, unsur-unsur diatas mendorong terciptanya masyarakat belajar dimana hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dengan orang lain berupa sharing individu antar kelompok dan antar yang tahu dan belum tahu.

 

LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran dengan strategi Jigsaw (Silberman, 2004) yaitu:

  1. pilihlah materi belajar yang bisa dipecah menjadi beberapa bagian
  2. hitung jumlah bagian yang hendak dipelajari dan jumlah siswa. Bagikan secara adil berbagi tugas kepada berbagai kelompok siswa
  3. bentuk kelompok-kelompok “belajar ala Jigsaw” dimana kelompok tersebut terdiri dari perwakilan tiap-tiap kelompok belajar di kelas
  4. anggota kelompok Jigsaw untuk mengajarkan satu sama lain apa yang telah mereka pelajari
  5. siswa kembali ke posisi semula dalam rangka membahas pertanyaan yang masing tersisa guna memastikan pemahaman yang akurat

Langkah-langkah pembelajaran dengan strategi Jigsaw (Djamarah, 2010) yaitu:

  1. pilihlah materi yang bisa dibagi menjadi beberapa segmen
  2. sebelum bahan pelajaran yang diberikan, pengajar memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari ini. Pengajar bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan brainstorm ini dimaksud untuk mengaktifkan skema (bagan) siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru.
  3. bagi anak didik menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah materi pelajaran yang ada
  4. setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi yang berbeda-beda
  5. setiap kelompok mengirimkan anggota kelompoknya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari dalam kelompok
  6. kembalikan suasana kelas seperti semula, kemudian tanyakan apakah ada persoalan-persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelompok 
  7. beri anak didik beberapa pertanyaan untuk mengecek pemahaman terhadap materi yang baru saja dipelajari. Pengecekan pemahaman anak didik untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mereka dalam memahami materi
  8. kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu, diskusi bisa dilakukan antar teman atau dengan seluruh siswa di kelas

Langkah-langkah pembelajaran dengan strategi Jigsaw (Priyanto dalam Hidayatillah, 2021) yaitu:

  1. pembentukan kelompok asal, kelompok terdiri dari 4-6 siswa dengan kemampuan heterogen. Tiap siswa dalam satu kelompok diberi bagian materi yang berbeda
  2. pembelajaran pada kelompok asal, anggota dari kelompok asal mempelajari bagian atau sub materi yang akan menjadi keahliannya, kemudian masing-masing mengerjakan tugas secara individu
  3. pembentukan kelompok ahli, ketua kelompok asal membagi tugas kepada masing-masing anggotanya untuk menjadi ahli dalam satu submateri pelajaran. Kemudian masing-masing ahli submateri yang sama dari kelompok yang berlainan bergabung membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli.
  4. diskusi kelompok ahli, anggota kelompok ahli mengerjakan tugas dan saling berdiskusi tentang masalah-masalah yang menjadi tanggungjawabnya. Setiap anggota kelompok ahli belajar materi pelajaran sampai mencapai taraf merasa yakin mampu menyampaikan dan memecahkan persoalan yang menyangkut submateri pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
  5. diskusi kelompok asal, anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal masing-masing. Kemudian setiap anggota kelompok asal menjelaskan dan menjawab pertanyaan mengenai submateri pelajaran yang menjadi keahliannya kepada anggota kelompok asal yang lain. Ini berlangsung secara bergilir sampai seluruh anggota kelompok asal telah mendapat giliran.
  6. diskusi kelas, guru memandu diskusi kelas membicarakan konsep-konsep penting yang menjadi bahan perdebatan dalam diskusi kelompok ahli. Guru berusaha memperbaiki salah konsep pada siswa.
  7. pemberian kuis, kuis dikerjakan secara individu, nilai diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok asal dijumlahkan untuk memperoleh jumlah nilai kelompok dan kemudian dibagi menurut jumlah kelompok
  8. pemberian penghargaan kelompok, kelompok yang memperoleh jumlah nilai tertinggi diberikan penghargaan berupa piagam dan bonus nilai

Langkah-langkah pembelajaran dengan strategi Jigsaw (Rusman dalam Hidayatillah, 2021) yaitu:

  1. siswa dikelompokkan dengan jumlah anggota 4-6 orang yang disebut kelompok asal. Masing-masing anggota dalam kelompok asal yang diberi tugas yang berbeda
  2. anggota dari kelompok asal yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli
  3. setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal masing-masing dan menjelaskan kepada anggota kelompok asal tentang subbab yang mereka kuasai
  4. tiap ahli mempresentasikan hasil diskusi
  5. pembahasan
  6. penutup