Back

Jauhi 5 Cara Berfikir Warisan Kolonial Ini Jika Kamu Ingin Sukses

Forumakademik – Saat membaca informasi tentang deretan orang terkaya di negeri ini mungkin kita selalu menganggapnya sesuatu yang biasa.

Kita tidak pernah terbangun dari tidur panjang alam bawah sadar kita lalu berfikir kritis mengapa yang menduduki kejayaan finansial itu selalu mereka? Mereka yang bukan orang Indonesia sendiri.

Inilah sebenarnya pondasi berfikir dan budaya yang sengaja ditancapkan oleh Kolonial Belanda dalam benak kita secara turun-temurun agar masyarakat Indonesia khususnya warga pribumi tidak bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri selamanya.

Info terbaru yang dilansir Majalah Forbes tentang lima keluarga terkaya di Indonesia tahun 2015 menunjukkan tidak ada satu pun diantara mereka yang merupakan warga pribumi atau asli keturunan orang Indonesia. Empat diantaranya keturunan Cina, dan satu tercatat keturunan India.

Urutan pertama masih diduduki keluarga Hartono, pemilik Perusahaan Rokok Djarum dengan total kekayaan US$ 12,7 miliar (setara Rp 165 triliun).

Kedua, keluarga Widjaja yakni pemilik Sinarmas Group dengan total kekayaan US$ 5,8 miliar (setara Rp 75 triliun).

Ketiga, keluarga Lohia yang sebenarnya merupakan keturunan Cina juga tetapi asal usul keluarganya berasal dari India. Pengusaha kain, pemilik Indorama Synthetics, dan pengusaha sektor petrochemicals. Total kekayaan yang dimiliki sebesar US$ 5,4 (setara Rp 70,2 triliun).

Keempat, keluarga Wonowidjodjo yakni pemilik PT Gudang Garam,Tbk dengan total kekayaan US$ 4,9 miliar (setara Rp 64 triliun).

Kelima, keluarga Salim yang merupakan pemilik Perusahaan Salim Group dengan total kekayaan US$ 4,1 miliar (setara Rp 53 triliun).

Ini tentu tidak bermaksud membeda-bedakan antara pribumi dan non pribumi. Justru bahasan ini bertujuan agar kita terbangun dari mimpi panjang kita yang seakan membuat kita tidak pernah menginjakkan kaki di bumi kenyataan.

Mengapa ini terjadi?

Setidaknya ada 5 cara berfikir yang sengaja diwariskan penjajah kolonial Belanda kepada rakyat Indonesia yang secara tidak sadar menjadi budaya bangsa ini secara turun-temurun.

  1. Nasehat Agar Bermental Pekerja

Orang tua dari dulu banyak yang secara tidak sadar mendekte anaknya agar selalu rajin belajar biar gampang dapat kerja.

Mungkin sudah sangat lekat di telinga kita nasehat yang berbunyi, β€œNak, belajarlah yang rajin agar nanti mudah cari kerja,”. Para pengusaha Cina itu selalu mendekte anaknya agar belajar yang rajin biar nanti bisa menemukan ide-ide kreatif untuk berwirausaha.

  1. Manfaatkan Waktu Luang untuk Beristirahat dan Bermalas-malasan

Secara tidak sadar tertancap dalam benak warga pribumi secara turun temurun bahwa waktu luang harus dimanfaatkan untuk bermalas-malasan.

Padahal, filosofi warga Cina tidak seperti itu mereka memiliki prinsip waktu adalah uang. Sukses menurut mereka adalah memanfaatkan setiap menit untuk berkarya dan melakukan hal-hal positif.

  1. Bakal Kaya dengan Banyak Menabung

Sekilas filosofi menabung itu benar, namun orang menjadi tidak kreatif dan banyak tergantung uang pasif atau pada bunga tabungan untuk masa depan.

Karena filosofi ini tertancap kuat sehingga warga pribumi cenderung tidak berani berinvestasi seperti yang dilakukan warga keturunan Cina.

Menurut para pengusaha Cina, bunga Bank tidak bisa menjadi modal untuk membangun kejayaan finansial sehingga mereka berani menjadi pengusaha di berbagai bidang.

  1. Menjual Aset Agar Cepat Kaya

Orang Cina bisa kaya bukan karena banyak uang tetapi karena memiliki banyak aset. Sementara, orang pribumi kaya karena banyak uang dari menjual banyak aset.

  1. Tidak Berusaha Menjaga Citra yang Penting Keuangan Stabil

Demi menjaga keuangan agar stabil warga pribumi cenderung fokus memikirkan cara apapun agar bisa mendapatkan uang sebanyak-banyaknya.

Sementara, para pengusaha Cina itu selalu menjaga citra. Karena citra yang rusak akan sulit dibangun kembali. Bagi mereka, uang yang hilang akan mudah dicari kembali.

Oleh karena itu, hindari minimal lima cara berfikir warisan Kolonial Belanda di atas dan mulailah belajar ke warga Cina yang sukses membangun kemapanan ekonomi.

Kalau seperti itu mungkin kita akan mulai tersadar bahwa dalam Islam Nabi Muhammad SAW sendiri sudah lama menitipkan pesan filosofis, β€œBelajarlah Kamu ke Negeri Cina,”.

 

 

 

 

Penulis : Ahmad H

 

 

 

Leave A Reply