Back

Haruskah Generasi Milenial Tiru Gaya Investasi Emak-Emak dengan Beli Emas?

Forumakademik Sejak dahulu kala, bahkan emak penulis pun jika memiliki dana berlebih akan membelanjakannya dengan membeli emas. Selain membeli tanah ala sesepuh di rumah, emas agaknya tetap menjadi primadona rujukan investasi.

Bagaimana tidak? Dengan membeli emas, selain untuk investasi jangka panjang, liquid (dapat sewaktu-waktu dijual dengan mudah), jenis investasi ini juga memiliki nilai plus sendiri bagi para emak-emak.

Wanita yang notabenenya menyukai keindahan, ke-riya’-an (ups.. canda tapi nyata. Hehe) bahkan keinginan dipuji oleh orang lain yang begitu tinggi, investasi jenis ini jelas menjadi alternative yang sangat menggiurkan.

Di sini emas yang dibeli konteksnya untuk perhiasan. Dan hal tersebut bukan hal yang tabu lagi dilakukan emak-emak zaman dahulu hingga sekarang.

Sebab tidak dapat dipungkiri jika emas sebagai perhiasan diyakini melambangkan kemakmuran maupun hidup yang berkecukupan. Namun hal tersebut agaknya tidak sepenuhnya terjadi di masyarakat.

Banyak keluarga dengan keungan pas-pasan yang memiliki perhiasan emas. Hal ini karena tradisi yang melekat dimana saat pernikahan mas kawin yang diberikan berupa cincin, kalung atau perhiasan emas.

Selain itu, para ibu-ibu selaku menteri keuangan dalam rumah tangga nyatanya lebih prefer membeli emas dengan menyisihkan uang bulanan suaminya. Tujuannya sederhana saja. Karena dapat dijual sewaktu-waktu tanpa repot dan ribet saat membutuhkan dana darurat.

Dan yang tidak ketinggalan adalah nilai lebihnya dapat dipakai untuk perhiasan (aksesoris) untuk meningkatkan rasa percaya diri saat bergaul dengan lingkungan sosialnya.

Nyatanya ini benar sebuah realita yang unik. Saat system perbankan belum secanggih seperti sekarang ini, para ibu atau emak-emak zaman dahulu memiliki alternatif untuk menabung atau investasi dengan membeli perhiasan emas.

Yaps.. meski begitu, tidak seperti sekarang ini, dahulu pembelian emas masih lumrah dalam bentuk perhiasan daripada emas batangan.

Sebenarnya jika ditelaah mendalam, pergerakan harga emas dari tahun ke tahun hampir sama dengan kenaikan inflasi. Jadi sebenarnya dengan membeli emas, alih-alih mendapatkan untung yang fantastis, hal tersebut sejatinya hanya melindungi nilai uang kita berkurang karena inflasi.

Itulah mengapa emas dijuluki sebagai ‘safe heaven’, atau sebagai pelindung nilai. Dalam konteks ini, emas dapat digunakan untuk melindungi nilai kekayaan kita dari peristiwa ekonomi seperti devaluasi mata uang atau inflasi.

Di lansir dari Investopedia.com, emas dapat sangat berguna dalam masa resesi ekonomi. Hal ini karena lebih banyak orang beralih untuk berinvestasi dalam bentuk emas.

Keputusan ini tidak sepenuhnya salah, mengingat nilai emas yang bertahan lama dan cenderung stabil setiap tahunnya.

Itulah mengapa emas sering dianggap sebagai tempat berlindung yang aman bagi investor selama masa-masa sulit.

Ketika return yang diharapkan pada obligasi, ekuitas bahkan real estate anjlok, minat terhadap investasi emas akan meningkat.

Meningkatnya minat akan sebanding dengan meningkatnya permintaan dan hal ini otomatis akan berpengaruh terhadap meningkatnya harga emas itu sendiri.

Ilustrasi investasi emas (foto by jurnal garut)

Mengapa Harga Emas Meningkat Tajam di Masa Pandemi Ini?

Dilansir dari Indian Express, salah satu alasan terkuat adalah karena meningkatnya kasus COVID-19 beserta meningkatnya ketegangan politik antara AS-Cina.

Selain itu turunnya nilai dari asset lainnya justru menjadi keuntungan sendiri untuk produk emas. Dimana selama fase-fase ketidakpastian seperti sekarang ini, harga emas justru menembus rekor tertinggi selama beberapa tahun terakhir.

Namun tahukan temans apa saja faktor yang dapat mempengaruhi harga emas? Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga emas adalah:

  1. Perubahan Kurs Dollar AS

Dollar lagi, lagi-lagi AS. Tapi tidak dapat dipungkiri yes temans. Hingga saat ini nilia tukar dollar AS masih menjadi faktor terkuat yang menentukan harga emas. Hal ini karena harga emas sangat berhubungan erat dengan indeks dollar AS. Sehingga semakin tinggi kurs dollar AS terhadap Rupiah maka semakin tinggi pula harga emas dan berlaku sebaliknya.

  1. Produksi emas Dunia

Sejak tahun 2000, jumlah produksi emas mengalami kenaikan 3% dibandingkan tahun sebelumnya. Padahal jumlah produksi emas terus turun karena sulitnya penambangan emas dan resource yang terus berkurang. Dengan demikian dapat ditebak, saat permintaan meningkat sedangkan produksi emas tidak dapat mengimbangi maka harga emas akan terus melonjak. Hal ini juga bergantung pada demand & supply dari emas.

  1. Suku Bunga

Tidak seperti kurs, suku bunga memiliki hubungan negatif dengan emas. Saat suku Bunga mengalami kenaikan, maka investor akan menarik investasi emas mereka dan beralih kepada deposito yang memiliki suku bunga tinggi.

Lalu, Apakah Membeli Emas Saat ini Efektif sebagai Instrumen Investasi?

Warren Buffet seperti dilansir cbsnews.com dari menyebutkan jika para investor yang membeli emas ketika harganya naik di masa-masa penuh ketidakpastian seperti ini adalah TINDAKAN YANG BODOH. Mengapa demikian?

Per hari ini, harga emas yang nyaris menembus Rp 1 juta/gram, para analisa emas menyarankan masyrakat untuk tidak terburu-buru membeli emas sebagai alternative investasi.

Mengingat harga emas sudah naik terlalu tinggi dan dapat terkoreksi sewaktu-waktu. Wait & see dulu ya temans. Karena menurut para pakar, harga emas akan kembali lagi ke level-level lebih rendah.

Namun, bagi temans semua kaum milenial, jika tetap tertarik untuk investasi atau menabung menggunakan produk emas ini tidak perlu khawatir. Selain dalam bentuk perhiasan, membeli emas juga dapat dilakukan dalam bentuk batangan seperti emas batangan ANTAM.

Namun yang perlu digaris bawahi adalah, membeli emas untuk investasi atau alternatif menabung, temans harus memastikan dulu jika kebutuhan pokok sudah terpenuhi. Sebab jenis investasi ini lebih baik dilakukan dalam jangka panjang.

Mari kita buat simulasinya! Jika kita mundur satu tahun kebelakang yaitu pada tanggal 05 Agustus 2019, harga emas per gram seperti dilansir dari harga-emas.org yaitu sebesar Rp 724.000. Jika temans membeli dengan harga tersebut kemudian menyimpannya hingga sekarang, dimana harga jual emas per gram pada tanggal 05 Agustus 2020 adalah senilai Rp 949.545, maka margin keuntungan per gram yang temans dapatkan adalah sebesar 31,15%.

Lumayan bukan?

Terlebih karena produk emas ini adalah safe heaven jadi cenderung aman dilakukan. Lihat saja trend harga emas selama lima tahun terakhir. Gambar berikut ini menunjukkan jika kenaikan harga emas selalu mengalami trend yang positif.

Ilustrasi grafik harga emas (foto via harga-emas.org)

 

 

 

 

Penulis : Fitriana D.A.

 

 

Leave A Reply